Tanggal 15 Januari 2009. Sungai Hudson di Manhattan, New York yang airnya dingin membeku tampak tenang pagi itu. Tetapi ketenangan itu tidak berlangsung lama karena sesaat kemudian, sebuah pesawat terbang berpenumpang 115 orang mendarat mulus di atasnya. Kesibukan luar biasa segera terjadi ketika para penumpang ditolong keluar dari pesawat oleh para penjaga sungai dan petugas medis yang datang dalam waktu sekejap.
Satu hal yang luar biasa adalah tidak ada korban jiwa dari peristiwa pendaratan darurat di sungai Hudson pagi itu. Para saksi mata menggambarkan bahwa pesawat mendarat dengan mulus di atas air sungai yang hampir membeku. Bahkan para awak penumpang tidak menyadari bahwa mereka telah mendarat dengan selamat di atas air.
Banyak pihak menilai itu semua tidak lepas dari kepiawaian Chesley ’Sully’ Sullenberger (60 th), pilot dengan jam terbang di atas 10.000 jam terbang yang menerbangkan pesawat Airbus 115 naas tersebut. Ketenangan yang luar biasa, disertai rasa percaya diri serta pengalaman panjang dalam menerbangkan pesawat, membuat Sully tetap dapat menguasai keadaan walaupun mesin pesawat mati setelah menabrak sekumpulan burung, tak lama setelah lepas landas dari bandara La Guardia, New York.
Menghadapi situasi kritis, keadaan yang terjepit, masalah yang berat, ataupun pergumulan yang berat menekan, terkadang yang dituntut dari kita adalah sikap tenang dan percaya akan pertolongan Tuhan.
Jika Anda sempat buka Alkitab dan melongok Perjanjian Lama, maka dalam Yesaya 30: 15 kita dapat menemukan ayat luar biasa yang berbunyi ” Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Hebat bukan?! Ternyata rumus utama menghadapi persoalan, pergumulan, prahara, badai dalam kehidupan bukanlah kepandaian, kekuasaan, kekayaan, atau koneksi. Melainkan cukup dengan tenang dan percaya, bukannya kalangkabut, empot-empotan tidak karuan dan nabrak sana tabrak sini.
Opa Sully telah membuktikan bahwa rasa tenang dan percayanya telah menyelamatkannya dan ratusan penumpang dari maut.
Leave a Reply